Selasa, 08 Juli 2014

Tugas 4 "Pemilu Presiden 2014"

Pemilu Presiden 2014, GOLPUT?!

Golongan putih atau yang disingkat golput adalah istilah politik di Indonesia yang berawal dari gerakan protes dari para mahasiswa dan pemuda untuk memprotes pelaksanaanPemilu 1971 yang merupakan Pemilu pertama di era Orde Baru. Pesertanya 10 partai politik, jauh lebih sedikit daripada Pemilu 1955 yang diikuti 172 partai politik. Tokoh yang terkenal memimpin gerakan ini adalah Arief Budiman. Namun, pencetus istilah “Golput” ini sendiri adalah Imam Waluyo. Dipakai istilah “putih” karena gerakan ini menganjurkan agar mencoblos bagian putih di kertas atau surat suara di luar gambar parpol peserta Pemilu bagi yang datang ke bilik suara. Namun, kala itu, jarang ada yang berani tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena akan ditandai. Golongan putih kemudian juga digunakan sebagai istilah lawan bagi Golongan Karya, partai politik dominan pada masa Orde Baru.
Pemilu Presiden 2014 ini mari kita gunakan hak pilih kita untuk memilih salah satu dari pasangan capres dan cawapres yang sudah terdaftar. Menurut saya pilpres kali ini tidak terlalu membingungkan masyarakat seperti pilpres tahun sebelumnya. Kenapa? Karena pilpres kali ini hanya memiliki 2 kandidat yang akan menjadi presiden dan wakil presiden NKRI. Dari segi ekonomi ya lumayan irit kertas, karna pilpres tahun sebelumnya sudah seperti membaca koran kertas pemilu yang disediakan sangat besar dan banyak sekali calonnya. Ini tentu saja membuat masyarakat menjadi bimbang menentukan pilihannya. Selain karna calon yang banyak visi dan misi para calon pun tidak diketahui masyrakat.
Namun di pemilu presiden kali ini hanya ada 2 kandidat. Tentunya ini akan mempermudah masyarakat untuk menentukan pilihannya. Apalgai saat ini banyak sekali acara di stasiun televisi swasta maupun pemerintah yang menyajikan Debat Capres dan Cawapres. Masyarakat jadi lebih mengenal sosok yang akan memimpin negara kita ini serta mengetahui visi dan misi dari masing-masing kandidat.
Soooo ... kalian masih mau golput?.
Sayang banget kalo tidak menggunakan hak pilih yang sudah kita dapatkan, apalagi masih banyak orang yang ingin menyumbangkan suara nya untuk masa depan NKRI namun tidak masuk dalam DPT. Kita yang sudah terdaftar sebagai DPT kok malah disia-sia kan. Dan kalo kita golput sama saja kita merugikan diri kita sendiri. Saat ini banyak sekali kecurangan – kecurangan yang terjadi. Kalian nggak mau kan semua kecurangan tersebut terjadi. Maka dari itu Hayooo para pemuda dan pemudi Indonesia sumbangkan suara mu untuk Indonesia lebih baik.





tulisan 10 "What Heppened to Supply and Demand?"

What Heppened To Supply and Demand?



The down fall of are economy must be observed in a historical sense. While many will point to globalism and international treaties as the main reasons for our present economic situation. Supply and demand has long been the first basic lesson learned in economic courses around the world. Prices will rise and fall as the relationship between supply and demand shift. For decades we have been killing our ability to create demand. Falling wages, jobs moving off shore, and increased costs of living have decreased the ability for people to purchase items and goods. At each level more people became employed. These employed individuals created demand in their areas and thus spurred the same response. The growth of stores and businesses. Supply and demand in action. Businesses shift and move to follow profits taking their low wage model with them creating no demand at the new location. The economy is a flowing mechanism. Money must follow and not pool in a single account or economic class. As money flows it is taxed at every transaction helping to fill public coffers. Money earned by the working and middle class will be spent. This spending will create demand and serve the business environment and the factories that supply them and Bring back demand!.








Tulisan 9 "Menkeu Akui Sulit Naikan Pendapatan Pajak"

Menkeu Akui Sulit Naikkan Pendapatan Pajak



Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui sulitnya meningkatkan penerimaan negara dari pajak. Menurutnya, memperbaiki kebijakan fiskal hasilnya tidak bisa langsung terlihat sebagaimana kebijakan di bidang moneter. "Kebijakan pajak beda dengan kebijakan moneter. Kalu kebijakan moneter, interest rate dinaikkin sekarang, sektor riil langsung ngerem. Suku bunga diturunin sekarang kredit langsung ngalir," "Kalau kebijakan pajak diambil sekarang, efeknya baru tahun depan. Karena mengumpulkan pajaknya tahun depan," ujar Chatib Basri. Jadi menaikan pajak baru akan terlihat hasilnya ditahun yang berikutnya apabila kenaikan pajak dilakukan tahun ini, karena masih ada proses panjang dibalik kenaikan pajak.






Sumber :