BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak. Pada
saat ini perubahan sosial yang begitu cepat (terutama di kota-kota besar),
serta sarana serta prasarana komunikasi dan perhubungan sudah sedemikian maju,
ditambah lagi adanya kesimpangsiuran norma (keadaan anmie). Kondisi intern dan
ekstern remaja yang demikian merupakan kondisi yang sangat rawan dalam
perkembangan kejiwaan individu, sehingga sangat rawan juga terhadap timbulnya
perilaku menyimpang pada remaja, khususnya dalam bentuk kenakalan remaja.
Dalam perspektif perilaku menyimpang, masalah sosial
terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan
sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku. Perilaku menyimpang
dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem
sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna
bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak
melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.
Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu
membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja,
diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan
perilaku yang menyimpang yang disengaja, bukan karena si pelaku tidak mengetahui
aturan. Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah
mengapa seseorangmelakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan
melanggar aturan.
Becker (dalam Soerjono Soekanto,1988,26), mengatakan bahwa
tidak ada alasan untuk mengasumsikan hanya mereka yang menyimpang mempunyai
dorongan untuk berbuat demikian. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap
manusia pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu, tetapi
mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud
penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari
dorongan-dorongan untuk menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang tentang Kenakalan Remaja
bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan
individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan sosialisasi,
perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil
dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang perilaku disorder di
kalangan anak dan remaja (Kauffman , 1989 : 6) mengemukakan bahwa perilaku
menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks sosial. Perilaku
disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan yang tidak
layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi dari
transaksi yang tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari
Kenakalan Remaja?
2. Apa
sajakah ciri-ciri pokok kenakalan remaja?
3. Apa sajakah
karakteristik atau bentuk-bentuk kenakalan remaja?
4. Apa sajakah faktor
– faktor penyebab kenakalan remaja?
5. Siapa sajakah pihak
yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja?
6. Bagaimana upaya
penanggulangan masalah kenakalan remaja?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian
dari Kenakalan Remaja
2. Mengetahui ciri-ciri
pokok kenakalan remaja
3. Mengetahui karakteristik
atau bentuk-bentuk kenakalan remaja
4. Mengetahui faktor
– faktor penyebab kenakalan remaja
5. Mengetahui pihak –
pihak yang terkait dengan penanganan kenakalan remaja
6. Mengetahui upaya
penanggulangan masalah kenakalan remaja
1.4 Metode Penelitian
Metode yang
digunakan mengacu pada situs yang relevan terhadap topik yang sedang dibahas
1.5 Sistematika Penulisan
Tulisan ilmiah
ini terdiri dari tiga bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan
sistematika penulisan. Pada bab II berisi pembahasan penelitian. Pada bab III
atau bab penutup berisi kesimpulan dan saran dari masalah tersebut